Hai Zev dan pecinta (dulu pembaca) Community Kompas di jagad maya.
Kalo boleh dibilang dalam sejarah Koki, gambar kartun “17-an di Republic Koki’, merupakan edisi perdana sekaligus terobosan baru bagi Kolom Kita yg dimoderatori si cantik Zeverina.
Kartun edisi perdana yg di isi oleh seleb2 Koki macam JC yg berlari sambil teriak “Hoyee … Meldeka!!”, juga Mbah MD yg jawara satu balap karung, lalu mbak Rin yg glayutan di atas batang pinang, serta Ayung yg terjerembab, ternyata diluar dugaan si creator, mendapat sambutan yg meriah! Padahal, si creatornya sendiri cukup debar2 saat ngirim kartun tsb ke inbox moderator. Kenapa?
Pertama, jika dimuat, si creator takut ditimpuin oleh warga Koki yg cerdas dan kritis ini. Kedua, jika tak dimuat, si creator kawatir ibu Moderator bisa kram perutnya karena nyawang (menikmati) kartun tsb sorangan wae! Nah, kan ga lucu, wuakakakkk di kamar sendirian!
Tapi sudahlah, semua dugaanku meleset!
Namun ada sejumlah catatan kecil, atas karikaturku yg telah dimuat dalam dua edisi berturut-turut. Catatan yg terpenting adalah, ternyata para selebritas koki yg diparodikan tak alergi. Mereka dengan hati girang mengucapkan terimakasih khusus lewat sms. Wah …plong rasanya dadaku! Bayanganku, sejujurnya, mereka pasti akan somasi. Atau paling sedikit protes keras (nimpuk) di Koko. Lalu ibu Moderator uring2an bagai dapat buah simalakama!!! Wah kan sedih (lage) si Prabu.
Padahal bikin sepotong karya karikatur adalah sama susahnya dengan seorang dosen menulis paper 10 halaman! Atau dalam dunia jurnalistik, sepotong karikatur sama harganya dengan tulisan opini yg dikirim oleh nara sumber yg kredibel. Artinya, karya karikatur tak lagi hanya sbg subordinasi (pelengkap penderita) artikel/tulisan. Contoh yg baik tentang hal ini adalah koran ‘Kompas “ dgn karikatur Om Pasikom. Salut buat bos, yg telah menghargai sepotong “gambar” sdh sejak lebih 35 tahun lalu. Meskipun dgn perjalanan yg tak gampang, mengalami ‘panas dingin’ saat zaman Orba.
Maksud lain dalam tulisan ini, Prabu mo ngucapin terima kasih kpd semua yg telah “membuang” waktunya hanya untuk komen gambar-kartunku. Juga bagi yg tidak komenpun, Prabu tetap komat-kamit smoga tidak ngalami kram perut. Nah, bagi yg mo orderpun, dengan senang hati diterima. Cuma, Prabu nih punya penyakit keturunan; “kadang mood kadang ilang”. Yg sdh pesan satu tahun lalupun, hinga hari ini belum di bikin. Hmm… jadi yg punya niat order, juga mesti super tabah, hehehe …
Akhirnya, Prabu mo ngutip pesan Mbah, “Bangsa yg besar adalah bangsa yg mampu mentertawakan dirinya sendiri”.
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar